Selasa, 26 Februari 2013

Teori dan Pondasi Filisofis

Definisi
Ada beragam definisi yang bermunculan dalam memberikan penjelasan tentang apa itu teori. Menurut Sir Karl Popper (1959) dalam Miller (2001: 18) teori didefinisikan sebagai “net cast to catch what we call the world”, jaring untuk menangkap realitas di sekitar kita. Miller dalam bukunya Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts menambahkan bahwa teori membantu memahami atau menjelaskan fenomena yang kita amati di dunia sosial. Lebih lanjut, teori didefinisikan sebagai seperangkat abstrak gagasan yang membantu memberikan pengertian pada perilaku. Rosenberg (1966) dalam Miller (2001:20) menambahkan bahwa abstraksi yang dimaksud di sini lebih menekankan pada level yang lebih tinggi dari sebuah observasi aktual. Teori memiliki tujuan menjelaskan dan mensistemasikan penemuan yang lebih mendasar.

Pendekatan
Berbicara lebih jauh tentang teori, ada dua pendekatan yang bisa digunakan. Pertama, pendekatan deduktif yang cenderung memberikan keunggulan atau penekanan pada kedudukan teori itu sendiri dalam praktik membangun teori. Abstrak teori dibangun terlebih dahulu, kemudian observasi empiris dilakukan guna menguji kebenaran teori. Sedangkan pendekatan induktif berpandangan bahwa observasi terlebih dahulu hadir sebelum teori.

Fungsi
Pembahasan tentang teori juga tidak bisa lepas dari pertimbangan tentang apa fungsi dari teori tersebut. Bernard Cohen dan Larry Laudan dalam Miller (2001:21-22) menyebutkan bahwa fungsi utama sebuah teori adalah menyelesaikan permasalahan. Laudan (1977) memulai dengan dua tipe masakah, yaitu masalah empirik (segala sesuatu yang sangat ganjil ataupun sebaliknya yang butuh penjelasan) dan masalah konseptual (meliputi masalah internal dan eksternal dalam teori itu sendiri). Selain kedua jenis permasalahan tersebut, Cohen (1994) menambahkan kategori masalah praktis yang berhubungan dengan peran teori dalam menyelesaikan masalah keseharian.





Bahan Bacaan:
Miller, Katherine. 2001. Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts. New York: McGraw-Hill.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar