Minggu, 20 Juni 2010

Menyusuri Jejak-Jejak Sejarah di Kota Solo

Sekitar pukul 07.40 WIB dari fakultas FISIPOL UGM bus mulai meluncur ke Solo. Akhirnya.. setelah menunggu kurang lebih satu jam, kami mahasiswa komunikasi UGM angkatan 2009 berangkat juga ke tujuan jalan-jalan edukasi kita. Pertokoan, rumah sakit, masjid, perkantoran, rumah makan, dan berbagai tempat usaha lainnya tampak menyesaki jalanan Jogja-Solo. Satu per satu berlomba menunjukkan kemolekan gedung dan fasilitas yang ditawarkan. Bahkan tempat-tempat ibadah pun nampaknya tak ingin kalah saing dalam usaha memikat perhatian pengguna jalan. Berbagai baliho, spanduk serta beragam jenis dan ukuran media iklan turut menambah kesemrawutan tata kota yang ada. Saya sadar, semua itu tak bisa lepas dari daya tarik ’raja bertahan’ kita di dunia, uang!

Lokananta masih merana
Kurang lebih dua jam menanti dalam perjalanan, akhirnya bus kami pun tiba di tujuan pertama, Perusahaan Umum Percetakan Negara Lokananta merupakan. Tempat bersejarah ini merupakan sebuah perusahaan rekaman musik pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1956. Bertempat di kota Solo, Jawa Tengah, Lokananta menjalankan fungsinya dalam memproduksi dan menduplikasi piringan hitam, kaset audio dan pita magnetik. Tahun 1985 Lokananta mulai melakukan rekaman dalam bentuk audio CD.
Kata Lokananta yang berasal dari Jawa kuno mengandung makna seperangkat gamelan di kayangan yang dapat dapat berbunyi tanpa penabuh dengan suara yang syahdu. Awalnya, pada tahun 1945 Lokananta dijadikan sebagi corong pemerintah. R. Maladilah yang mempunyai ide untuk mendirikan perusahaan piringan hitam itu.


Melihat potensi penjualan piringan hitam maka melalui PP Nomor 215 tahun 1961 status Lokananta menjadi Perusahaan Negara. Lokananta sekarang menjadi salah satu cabang dari Perum Percetakan Negara RI. Sebagai Perum Percetakan Negara RI cabang Surakarta kegiatannya antara lain recording,music studio, braodcasting, percatakan dan penerbitan.
Arsip-arsip rekaman lagu-lagu di daerah dari seluruh Indonesia dan lagu-lagu pop lama menjadi bagian utama dari koleksinya, selain beberapa alat perekam tempo dulu, dan jajaran satu set gamelan lengkap untuk rekaman gending-gending tanah Jawi. Rekaman musik gamelan Jawa, Bali, Sunda, Sumatera Utara (batak) dan musik daerah lainnya serta lagu lagu folklore ataupun lagu rakyat yang tidak diketahui penciptanya ada di sana. Rekaman gending karawitan gubahan dalang kesohor Ki Narto Sabdo, dan karawitan Jawa Surakarta dan Yogya merupakan sebagian dari koleksinya. Tersimpan juga master lagu berisi lagu-lagu dari penyanyi legendaris seperti Gesang, Waldjinah, Titiek Puspa, Bing Slamet, dan Sam Saimun. Lokananta mempunyai koleksi lebih dari 5.000 lagu rekaman daerah. Terdapat pula rekaman pidato-pidato kenegaraan Presiden Soekarno.
Salah Satu karya musik produksi Lokananta adalah merekam lagu Rasasayange bersama dengan lagu daerah lainnya dalam satu piringan hitam. Piringan hitam ini kemudian dibagikan kepada kontingen Asian Games pada tanggal 15 Agustus 1962. Lagu Rasa sayange yang merupakan lagu foklore dari Maluku yang telah menjadi musik rakyat Indonesia.
Setelah cukup puas melihat-lihat dan perut sudah meronta untuk segera diisi, perjalanan dlanjutkan untuk acara yang paling ditunggu-tunggu. Makan Siang! Yeah... (peserta rombongan bersorak).






Taman Balaikambang: Tempat Singgah Mengisi Perut
Tempat yang dipilih untuk menikmati santap siang spesial kami bersama teman-teman adalah Tama Balaikambang. Di sebuah taman di pusat kota Solo itu menyajikan hamparan padang rumput yang asri. Beberapa kijang berlarian dengan gemulainya. Pemandangan ini tak dibiarkan teman-teman untuk mengabadikannya dalam frame kamera. Kelompok saya, ’Atlantis’ dan beberapa kelompok yang lain memilih spot di tepi kolam ikan besar. Rombongan angsa putih nan anggun di ujung kolam menambah sentuhan suasana keindahan.
Kami melahap makan siang sembari sesekali bercengkrama dengan ikan-ikan yang berebut nasi. Moncong mulut-mulut ikan itu seperti moncong mulut-mulut rakyat negeri ini yang tengah kelaparan mengharap kesejahteraan dapat segera dicicipi. Setelah sholat dhuhur acara dilanjutkan menuju tujuan berikutnya.

Monumen Pers Nasional: Jejak Sejarah Pers Indonesia
Monumen Pers didirikan untuk memperingati Hari Jadi Pers saat diadakan pertemuan para wartawan seluruh Indonesia (PWI) pada tanggal 9 Februari 1946. Monumen Pers Nasional yang berlokasi di Jl. Gajah Mada itu sebelumnya merupakan gedung yang dulunya bernama Gedung Sasono Suko Societet milik Kraton Mangkunegaran. Peresmian gedung monumen ini baru dilakukan oleh Presiden RI saat itu, Soeharto, pada 9 Februari 1978 sebagai peringatan perjuangan pers di Indonesia. Melalui SK Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 151/M.PAN tanggal 6 Juni 2002, Monumen Pers Nasional dijadikan sebagai UPT Lembaga Informasi Nasional.
Pada tahun 1923, gedung utama monumen itu sempat digunakan untuk rapat mendirikan radio berwawasan kebangsaan. Tahun 1999 status yang dipegang masih berada di bawah Departemen Penerangan. Saat ini posisi Monumen Pers Nasional ini berada di bawah Departemen Komunikasi dan Informasi.

Di Monumen inilah disimpan radio pertama masa perjuangan. Disebut sebagai Radio Kambing yang digunakan untuk mengirimkan musik gamelan ke negeri Belanda sebagi pengiring tarian putri Raja Pakualam. Di tempat ini juga disimpan beberapa media cetak dari masa penjajahan hingga saat ini. Dengan berbagai alasan yang mendasarinya, tak semua surat kabar atau majalah dapat terdokumentasikan di tempat ini. Dalam perkembangannya, untuk mengefisensikan majalah atau surat jabar yang ada kemudian didigitalisasikan agar sistem pengarsipannya lebih terjaga.

Kampung Batik Kauman
Objek kunjungan yang terakhir kami adalah sentra industri batik di Kampung Batik Kauman. Kami harus berjalan beberapa ratus meter dari jalan utama karena bus tak bisa masuk ke dalam. Setelah menyusuri gang-gang sempit nan panjang, kami pun sampai di salah satu rumah produksi batik. Di sini kami dapat melihat proses pembuatan batik, baik yang secara alami atau batik cap. Bahan-bahan yang digunakan untuk pewarnaan berasal dari produk alam yang beberapa di didatangkan langsung dari NTT. Berbagai sovenir, aksesoris, peralatan rumah tangga, hingga kain batik panjangan atau berbentuk baju dipajang memenuhi ruangan. Mereka saling bersolek merayu hati pengunjung agar meminangnya dengan harga yang tinggi.
Kampung Kauman mempunyai kaitan erat dengan sejarah perpindahan kraton Kartosuro ke Solo yang kemudian berubah nama menjadi Kasunanan. Kauman merupakan tempat ulama yang terdiri dari beberapa lapisan masyarakat mulai dari penghulu tafsir anom, ketip, modin, suronoto dan kaum. Keberadaan kaum sebagai penduduk mayoritas di kawasan inilah yang menjadi dasar pemilihan nama "kauman". Masyarakat kaum (abdi dalem) mendapatkan latihan secara khusus dari kasunanan untuk mebuat batik baik berupa jarik/selendang dan sebagainya. Dengan kata lain, tradisi batik kauman mewarisi secara langsung inspirasi membatik dari Ndalem Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Berdasarkan bekal keahlian yang diberikan tersebut masyarakat kauman dapat menghasilkan karya batik yang langsung berhubungan dengan motif-motif batik yang sering dipakai oleh keluarga kraton (http://info.indotoplist.com/?ZEc5d1BURXpKblJ2Y0d0aGREMG1iV1Z1ZFQxa1pYUmhhV3dtYVc1bWIxOXBaRDB5TXpNbWJYVnNZV2s5TUNad2FHRnNQUT09).

Persinggahan Singkat di Masjid Surakarta
Karena masih menunggu perjalanan ke tempat yang semula direncanakan, yaitu Galabo, kami sekelompok kecuali seorang teman yang non muslim menyempatkan sholat ashar di masjid Surakarta. Masjidnya cukup luas, bahkan sangat luas menurut saya bila dibandingkan masjid-masjid yang pernah saya singgahi. Awalnya kami bingung mencari tempat sholat untuk putri, karena sejurus pandang hanya laki-laki yang memenuhi pelataran dan bagian dalam masjid. Ternyata tempat sholat untuk kaum putri berada di sebelah kiri bagian belakang Masjid. Mungkin maksud penempatan ini awalnya menunjukkan bahwa wanita memang pantas ’disamping kirikan’. Tempat mereka pun harus di belakang dan disembunyikan dari pandangan. Dengan gaya arsitektur layaknya joglo, masjid ini berdiri tegak berhadapan dengan keraton Surakarta yang angkuh.

Saatnya Pulang
Sesampainya di tempat pemberhentian bus, ternyata teman-teman sedang berkondolidasi untuk menentukan tujuan akhir dari perjalanan ini. Dengan berbagai pertimbangan, salah satunya efisiensi waktu, akhirnya kami semua memutuskan untuk menyudahi penjelajahan kami di kota Solo ini. Satu per satu teman-teman naik ke dalam bus. Tak lama kemudian bus pun meluncur menuju Yogyakarta tercinta. Akhirnya pulang juga...! Jogja.. aku kembali dalam dekapan pesonamu.





Daftar Referensi

http://berita.liputan6.com/sosbud/201006/281064/Museum.Monumem.Pers.Digitalisasi.Koleksi.Koran
http://id.wikipedia.org/wiki/Lokananta
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4338539
http://info.indotoplist.com/?ZEc5d1BURXpKblJ2Y0d0aGREMG1iV1Z1ZFQxa1pYUmhhV3dtYVc1bWIxOXBaRDB5TXpNbWJYVnNZV2s5TUNad2FHRnNQUT09
Berbagai informasi yang disampaikan pemandu tempat kunjungan

Ramadhan.. Aku Rindu

Allahumma bariklana firajab wasya'ban wa balighna ramadhan...


Ramadahan..
Alunan dzikir dan doa-doa panjang setiap hamba mengalir deras dalam malam-malammu
Sedekah bertebaran hampir di setiap pelosok negeri
Berbagai kajian ilmu digelar untuk merayakan keagungan namamu
Bahkan orang-orang rela menahan lapar dan dahaga
demi nikmat tak terhingga saat berbuka
Dan bertemu Dzat tercinta di taman-taman surga yang Kau janjikan

Mulianya dirimu..
Setiap orang merindukan kedatanganmu
Menyapa setiap kekosongan hati
Yang telah buta oleh gemerlapnya duniawi

Marhaban ya Ramadahan..
kami menyambutmu
Dengan penuh rindu dan haru

Semoga masih diberi kesempatan
untuk mengecup keberkahan di setiap sepertiga malam terakhirmu

Sebuah Ucapan Syukur

Rabb.. hari ini aku belajar tentang arti sebuah kesetiakawanan. Tak ada yang lebih setia menemani seorang hamba di saat suka maupun duka kecuali Engkau semata. Tak ada yang mampu senantiasa terjaga, menjaga hal yang disayangi dan dicintai seorang hamba kecuali Engkau. Segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini tak pernah luput dari pengetahuan-Mu. Bahkan satu daun yang gugur di antara jutaan ribu pohon di dunia ini, Engkau mengaturnya. Bahkan ketika ada sebutir biji sawi busuk di dasar bumi ini pun Engkaulah yang paling dahulu mengetahuinya.

Hmmmf… ya Allah.. mungkin selama ini aku kurang menghargai waktu yang telah Engkau amanahkan untukku. Mungkin selama ini belum kukerahkan seluruh potensi yang Engkau anugerahkan kepadaku.

Tapi ya Rabbi.. aku berusaha untuk mensyukuri apa pun yang Engkau tetapkan dalam hidupku. Walau terkadang pahit untuk dijalani. Namun aku selalu yakin semua ini yang terbaik.

Tak jenuh-jenuhnya aku mengemis untuk kemurahan-Mu mengampuni segala dosa. Karena diri ini tak mau hidup terlunta di akhirat sana, dihadang Malaikat Malik di depan pintu neraka. Na’udzubillahimindzalik..

Terima kasih ya Allah.. Engkau telah memberikan rasa cinta di hati kami. Engkaulah satu-satunya Dzat yang kuasa membolak-balikkan hati. Betapa semua ini Engkau ciptakan dengan penuh manfaat dan keseimbangan. Terima kasih ya Allah.. atas semua yang tercipta dan termaktub dalam lika-liku hidupku.

Lindungi dan kasihi orang-orang yang kucintai, mencintaiku, dan orang-orang yang mempunyai cinta yang tulus karena-Mu. Berkahi setiap derap langkah mereka ya Allah.. balaslah dengan pahala yang berlipat atas semua pengorbanan dari hati mereka. Wafatkan kami dengan husnul khotimah.. lapangkan kubur kami.. tenangkan jiwa kami..

Sayangi kedua orang tuaku, adik-adik tersayangku, keluargaku, para leluhurku, sahabat-sahabatku, saudara-saudara seperjuangan... hingga Engkau berkenan mempertemukan kami dalam Jannah-Mu. Berjumpa dengan Nabi yang kami rindu..Muhammad saw. Dan Melihat dazat-Mu dengan penuh pengharapan. Sang Pencipta alam dan segala isinya.

Tak ada yang lebih berharga dari apa pun jua baik di dunia maupun akhirat, kecuali mahabbah setulus jiwa untuk sang Rabbi yang Kuasa.

Jumat, 04 Juni 2010

Ketika Hati Rindu Illahi

Rabb.. tak pernah aku merasa kecewa dalam setiap jawaban atas doa-doa yang kupanjatkan kehadirat-Mu. Rabb.. tak pernah aku merasa sendiri di dunia ini karena Engkau memberikan orang-orang hebat dan penuh kasih kepadaku. Rabb.. tak pernah aku merasa pantas untuk berbangga diri sehingga melalaikan kuasa-Mu.


Ketika hati rindu kembali bersujud di hadap-Mu.. tak kuasa kutahan perih hati atas lautan dosa yang membanjiri polah hidupku. Aku rindu bermunajat sepenuh hati di sepertiga malam terakhir-Mu. Aku rindu melafadzkan untaian doa-doa panjangku dengan khusyuk di atas sajadah penghambaan.


Rabb.. izinkan aku untuk senantiasa merasakan rengkuhan kasih-Mu. Rabb.. kuatkan hatiku untuk senantiasa berjuang melawan angkara nafsu yang memenjarakanku. Hanya untuk-Mu ya Allah.. jiwa dan ragaku. Lindungi orang-orang yang kucintai dan mencintaiku.


Salam Rindu Pada-Mu dan Nabi junjunganku.

Kamis, 03 Juni 2010

Perhitungan Rating pada Media Baru

Media baru pada saat ini sangat digandrungi oleh berbagai kalangan. Selain beragamnya informasi yang diberikan, media baru memberikan lebih banyak peluang untuk menjalin relasi hingga taraf internasional. Tidak menampikkan keuntungan yang ditawarkan, berbagai perusahan media massa pun kini mulai memanfaatkan media baru sebagai usaha untuk mengembangkan produksinya.

Pengertian Media Baru
Media baru diartikan sebagai media yang mampu menayangkan konten atau informasi secara interaktif. Audien dapat menanggapi setiap informasi secara langsung (immediate feedback) sehingga para pelaku komunikasi secara aktif mampu berganti peran antara komunikator dan komunikan.
Berikut beberapa kriteria sebuah media dikatakan baru:
 Berbeda dengan media yang ada sebelumnya, baik dari segi bentuk, fungsi maupun cakupanya.
 Interaktif; Audien dapat memberikan tanggapan atau feedback kepada sumber informasi secara langsung
 Continous deadline, cepat, dan memiliki akurasi tinggi
 Dapat mempengaruhi bahkan mengubah perspektif, paradigma dan pola pikir manusia secara global

Rating: Tolak Ukur Kesuksesan Sebuah Media
Rating pada media baru digunakan untuk mengetahui seberapa banyak orang mengakses sebuah halaman website. Tinggi rendahnya rating tersebut kemudian akan berakibat pada besar kecilnya iklan dan promosi. Dengan demikian eksistensi sebuah rumah produksi akan terus bertahan. Sehingga tidaklah mengherankan ketika pengembangan program selanjutnya mulai dari perencanaan sampai produksi dan pemasaran akan sangat dipengaruhi oleh hasil rating yang diperoleh.
.
Untuk melihat tingkat rating sebuah website dapat diketahui dengan mengunakan program yang disebut web statistik. Dari sebuah web statistik ini kemudian akan diketahui siapa dan dari mana orang yang telah mengunjungi halaman web tersebut. Selain itu dengan menggunakan web statistik ini akan diketahui halaman apa yang paling populer dari sebuah situs web tersebut. Beberapa website statistic tool yang sering digunakan adalah:

1. Google Analytics
2. W3counter
3. AWStats
4. StatCounter
5. SiteMeter
6. CrazyEgg
7. MyBlogLog
8. Wordpress Stat
9. Histats
10. Woopra

Istilah yang kemudian sering digunakan dalam web statistik adalah pageviews. Pageviews sering dijadikan sebagai indikator kesuksesan sebuah situs web. Pageviews adalah ukuran jumlah halaman sebuah website yang dibuka pengunjung. Ada banyak alasan mengapa jumlah pageviews dianggap penting. Salah satu alasan tersebut adalah semakin banyaknya peluang monetasi halaman-halaman yang mempunyai page impression yang tinggi

Penghitungan Rating dan Implikasinya
Pihak yang menilai tingkat rating sebuah web anatara lain adalah Alexa Rank dan Google PageRank (PR). Dengan Alexa Rank atau Google PageRank kita dapat mengetahui berapa nilai jual pada sebuah web. Dari peringkat yang dihasilkan inilah kemudian sebuah web dapat menghasilkan pundi-pundi uang.
Pihak Alexa akan menghitung ranking web dengan cara menganalisa trafik jutaan web dari Alexa toolbar yang terpasang dari sumber trafik lainnya. Perhitungannnya adalah dengan mengombinasikan seberapa banyak pengunjung dan pageviews unik pada suatu web selama kurang lebih 3 bulan. Dengan semakin banyak hit dan pageviews pada suatu web, maka akan semakin tinggi peringkatnya. Angka tersebut dapat dilihat dari widget yang dipasang oleh web tersebut.
Satu pageview dihitung jika terdapat satu user yang mengunjungi sebuah halaman. Apabila sebuah user yang sama menjadi pengunjung lebih dari sekali, maka akan tetap dihitung satu pageview. Kemudian setiap periode tertentu akan dihitung berapa rata-rata pengunjung dan pageviews yang ada.
Pebedaan rangking oleh Alexa dan Google PageRank terletak pada skala peringkatnya. Hasil peringkat Alexa akan menilai angka 100 lebih baik daripada 1000. Sedangkan Google PageRank angkanya hanya berkisar 1 sampai 10 dan angka yang lebih besar itulah yang dinilai lebih baik.
Manfaat yang diperoleh dari fasiitas Alexa Rank atau Google PR adalah sebagai dasar untuk menilai seberapa tinggi harga link sebuah web atau blog. Semakin tinggi Ranking Alexa pada sebuah web atau blog maka semakin tinggi pula bargaining power link. Dari sinilah pundi- pundi uang akan mengalir.



Referensi

Bahan kuliah jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada 2009/2010
Effendy, Onong Uchjana. 1981. Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni.
http://www.google.com/intl/id/analytics/
http://www.newmedia.web.id/2008/10/aplikasi-web-20-mendukung-media-baru

Kasus Susno: Antara Perbaikan Citra dan Komoditas Berita

Pengantar
Media massa diyakini mempunyai kekutan yang ampuh untuk mempengaruhi pemahaman seseorang terhadap suatu fenomena sosial. Termasuk di dalamnya adalah isu-isu politik yang dikemas dalam bentuk sebuah berita. Berita politik tersebut kemudian diharapkan dapat membentuk opini publik yang mampu bersikap kritis atas wacana sosial yang disajikan.
Dengan semakin meningkatnya jumlah presentase kepemilikan media oleh masyarakat Indonesia, kini sebuah informasi atau berita dapat menjangkau kalangan yang lebih luas. Tingkat pendidikan yang lebih baik turut mendorong masyarakat untuk memahami kondisi yang terjadi dalam negaranya. Dalam hal ini opinion leader juga memberikan kontribusi besar dalam meneruskan informasi dan membina masyarakat agar tidak bersikap apatis.
Bercermin dari besarnya manfaat yang ditawarkan media dan meluasnya tingkat aksesibilitas masyarakat, banyak pihak yang kemudian memanfaatkan kekuatan media untuk kepentingan individu atau kelompok. Para aktor politisi dan para pemegang kekuasaan di negeri ini pun tak ketinggalan memanfaatkan media untuk menjaga citra mereka di mata masyarakat. Persaingan media yang semakin ketat dan kebutuhan finansial yang tidak sedikit demi kelangsungan perusahaan memberikan pertimbangan tersendiri bagi sebuah rumah produksi untuk menetukan kebijakan yang akan diambil. Tak heran apabila selanjutnya berita dijadikan bahan komoditas daripada berfungsi sebagai anjing pengawas (watchdog) yang melakukan pemantauan terhadap pemegang kekuasaan.
Salah satu isu poilitik yang menghiasi pemberitaan di media akhir- akhir ini adalah kasus Susno Duadji dan POLRI. Nama Susno mulai menjadi buah bibir sejak sepak terjangnya sebagai tokoh sentral dalam kontroversi ‘Cicak vs Buaya’ dikecam sebagian besar masyarakat. Pernyataan Susno dinilai telah merendahkan KPK. Di sisi lain POLRI dianggap mempunyai tambahan dosa atas pernyataan oknum polisi tersebut, disamping dosa atas sikap penahanan Bibit S. R. dan Chandra M. H. yang disinyalir hanyalah rekayasa kepolisian. Tuntutan untuk menindak Susno pun menggema seiring dengan derasnya dukungan pembebasan kedua ketua nonaktif KPK saat itu.



Setelah mendapat cap buruk dari berbagai pemberitaan yang ada dan kemudian diberhentikan dari tugas kepolisiannya sejak November 2009, Susno Duadji terkesan semakin lantang bertestimoni bahwa dirinya adalah korban dari politik kepentingan yang dilakukan instansinya. Melalui beragam media, Susno berusaha mengklarifikasi masalah menurut subjektifnya.
Tulisan singkat ini akan berusaha mengaitkan sikap Susno yang membelot dari institusinya dengan peranan media dalam memperbaiki citranya di mata masyarakat. Selain itu, penulis berusaha menghubungkan kasus ini dengan teori-teori komunikasi yang relevan. Di sisi lain tulisan ini akan membahas strategi propaganda yang dipakai Susno dan praktek komoditas berita yang dilakukan media untuk memasarkan programnya.

Media Menjembatani Perbaikan Citra Susno
Berbicara tentang citra, kata ini dalam bahasa Jawa berarti gambar. Citra kemudian dikembangkan menjadi gambaran sebagai padanan pendekatan image dalam bahasa Inggris. Secara umum citra politik dapat diartikan sebagai gambaran seseorang tentang politik, baik dalam kekuasaan, kewenangan, konflik atau konsensus (Arifin, 2006:2).
Citra yang melekat pada diri seseorang, baik sesuai atau tidak dengan kondisi individu, secara tidak langsung akan menimbulkan persepsi yang sejalan dengan citra yang sudah ada sebelumnya. Perubahan atau perbaikan pandangan seseorang akan dimulai ketika ia mendapatkan informasi yang berbeda dengan wacana masa lampau. Melalui kata-kata politik, seseorang dapat menciptakan citra tentang objek dan kondisi di dalam dunia konflik dan kerjasama sosial.
Masih segar dalam ingatan kita bagaimana Susno Duadji, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (kabareskrim) Kepolisian RI yang sempat terlibat kasus korupsi itu memanfaatkan media untuk mendongkrak opini publik. Susno berusaha menyetir penilaian negatif atas dirinya dengan menjaring simpati masyarakat. Drama reinkarnasi citra diri pun dimulai ketika Susno berusaha menjadi oase di tengah kegersangan kondisi praktik penegakan hukum di negeri ini.
Dalam keterangan yang diberikan Susno kepada Swaramedia, ia meminta dukungan dari masyarakat dalam gerakan memberantas ketidakadilan, manipulasi kebenaran, rekayasa kasus, hingga korupsi. Karena menurutnya, rakyat sudah jenuh dengan praktik penegakan hukum yang sewenang-wenang.
Susno memanfaatkan dengan baik ekspose media atas kehadirannya dalam peristiwa Antasari dan Century. Dalam berbagai kesempatan, Susno membeberkan borok-borok yang selama ini ia anggap telah menodai tubuh POLRI. Dengan gencar ia mengungkap berbagai dugaan tindak korupsi dan jenderal makelar kasus dalam jajaran kepolisian. Polah Susno melawan arus institusi yang telah membesarkan namanya itu mampu memikat perhatian publik.
Perbaikan citra Susno tidak dapat dilepaskan dari konstruksi media dalam memproduksi sebuah berita. Terkait dengan teori agenda setting yang dikemukakan oleh Maxwell Mc Combs dan Donald Shaw, media berfungsi sebagai sebagai sarana yang mengagendakan hal-hal yang perlu menjadi perhatian dari masyarakat. Media dalam hal ini secara tersirat menjabarkan apa dan bagaimana publik harus berfikir mengenai kasus Susno.
Tentunya di sisi yang berbeda, kasus ini turut memberikan pengaruh dalam memandang citra kepolisian di mata masyarakat. Konflik internal dalam tubuh POLRI justru akan semakin menipiskan kepercayaan publik terhadap berbagai bentuk keputusan yang nantinya akan diambil. Sikap pesimis mungkin saja akan timbul, tidak hanya kepada POLRI, tetapi juga berimbas pada lembaga pemerintah lain.

Strategi Propaganda Susno
Pada hakikatnya komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi. Dalam era modern kekuasaan tidak diperoleh melalui paksa fisik, tetapi lebih ditekankan dengan cara persaingan gagasan. Dengan begitu, komunikasi kemudian dipahami untuk mengubah sikap, opini, perilaku, bahkan mengubah masyarakat.
Apabila kasus ini dihubungkan dengan teori cultural studies yang dikemukakan Stuart Hall, Susno mencoba memainkan peranan media untuk memelihara idiologi yang berkembang sebelumnya terkait buruknya citra kepolisian di mata masyarakat. Banyak selentingan ketidakbecusan institusi kepolisian dalam menangani kasus yang dilaporkan masyarakat. Predikat buruk terhadap kinerja POLRI yang terkesan banyak ‘main uang’ sudah menjadi rahasia umum dan mengakar kuat di masyarakat. Itulah sebabnya banyak masyarakat yang enggan berurusan dengan polisi meskipun ia membutuhkan bantuan untuk menangani masalah sosialnya. Barulah ketika keadaan sudah sangat mendesak, seorang dengan terpaksa akan melaporkannya. Itupun hasilnya belum tentu memuaskan.
Sedangkan merujuk pada pemikiran John Fiske terkait perspektif komunikasi sebagai transaksi, Susno telah berusaha memberikan sinyal-sinyal yang mampu menujukkan bahwa posisinya saat itu dalam keadaan tak berdaya. Simbol air mata merupakan salah satu cara yang efektif untuk merefleksi pemikiran publik. Ditambah dengan sumpah yang dilontarkannya melalui media, Susno berusaha meyakinkan masyarakat bahwa dirinya bersungguh-sungguh. Dalam hal ini terdapat negosiasi nilai yang kemudian ditanggapi oleh media untuk menjadikan peristiwa tersebut sebagai isu yang layak diperhatikan publik.
Penangkapan Susno saat hendak berangkat ke Singapura untuk ‘berobat’ menjadi klimaks drama politik yang diperankannya. Strategi terakhir sebelum penangkapannya adalah ia melibatkan kru salah satu media untuk bersiap-siap meliput berita apabila suatu saat Susno harus menjalani penahanan. Hal ini karena telah ada kecurigaan pada diri Susno atas orang-orang tak dikenal yang beberapa hari sebelum penangkapan itu telah membuntuti dan memantau pergerakannya. Sepertinya semua berjalan dengan sempurna seperti yang diharapkan Susno.
Dengan semakin banyaknya media yang memberitakan posisi Susno, lambat laun simpati masyarakat mulai mengalir. Sebagian masyarakat mulai memandang bahwa tindakan Susno positif dan patut didukung guna menciptakan birokrasi yang lebih baik dalam tubuh POLRI. Meskipun demikian, sebagian masyarakat tetap menilai bahwa apa yang telah dilakukan Susno tersebut lebih mengarah pada upaya pengalihan kasus Century dari pada sebuah bentuk pembelaan kebenaran.

Berita Politik Susno : Sebuah Komoditas
Sebagian masyarakat kurang menyadari bahwa pesan politik yang disampaikan media massa bukanlah manifestasi dari realitas yang sesungguhnya. Konsepsi yang disuguhkan adalah realitas media, yaitu realitas tangan kedua yang dibentuk oleh wartawan dan redaktur dalam mengolah berita politik melalui penyaringan dan seleksi.
Setiap media massa mempunyai konstruksi yang berbeda dalam menyajikan sebuah berita, termasuk salah satunya kasus Susno di atas. Semua itu dibengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal ataupun faktor eksternal. Berita tersebut kemudian mencerminkan bagaimana sebuah media bersikap dalam menilai sebuah fenomena sosial yang ada. Pembingkaian (framing) berita politik juga dapat digunakan untuk mengaji bentuk keseriusan sebuah media dalam mengangkat isu yang ditawarkan.
Saat ini tak dapat dipungkiri faktor kapital telah mendominasi kultur media di Indonesia. Karena asumsi yang berkembang menyatakan bahwa dengan biaya yang mencukupi, sebuah perusahaan media mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih unggul. Dengan begitu pemasukan pun akan semakin bertambah karena secara logika pengiklan akan semakin meningkat pula. Sayangnya belenggu dilematis modal terkadang cenderung menyisihkan berita-berita yang dirasa kurang menjual tanpa memperhatikan asas manfaat bagi masyarakat.
Di tengah maraknya isu tentang mafia hukum, Susno menawarkan isu yang cukup menarik untuk disimak. Suatu fenomena yang langka ketika sebuah sindikat kejahatan sengaja dibeberkan oleh oknum dalam sendiri. Terlebih dugaan praktik bejat ini terjadi dalam instansi pemerintah yang notabene mempunyai tanggung jawab terhadap masyarakat di suatu negara.
Banyak media berlomba-lomba meberitakan kasus Susno secara eksklusif. Persaingan untuk dapat menjerat simpatisan publik atas berita yang disuguhkan semakin terasa. Tak mengherankan apabila berita Susno kemudian terkesan didramatisir dengan memperuncing gap antara dirinya dan POLRI. Bahkan isu ini menjadi menu utama dalam setiap jam pemberitaan di beberapa media. Padahal jika dicermati lebih dalam, banyak peristiwa sosial lain yang perlu ditangani segera daripada terlalu berkutat pada masalah yang tak tentu ujungnya. Media cenderung menyajikan apa yang laku di pasaran daripada memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa masih banyak masalah sosial yang urgensinya mebutuhkan penangan dengan segera daripada kasus para mafia politik kelas atas.
Jika kita perhatikan, tak bayak yang berkoar-koar ketika setiap jamnya para balita mati karena kurang gizi. Tak banyak yang protes ketika semakin banyak generasi muda kita yang melakukan tindakan asusila. Belum pernah ada dunia maya heboh dengan dukungannya ketika rakyat miskin tertindas oleh praktik kapitalisme dan ketidakadilan penguasanya. Lalu, untuk siapa sebenarnya perjuangan kita?

Penutup
Tak dapat dipungkiri bahwa banyak media yang telah menjadikan kasus Susno sebagai komoditas berita. Berbagai unsur kepentingan para aktor politik atau pemegang kuasa telah mewarnai berita politik yang disajikan kepada masyarakat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi opini publik yang timbul kemudian.
Media dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan sepertinya cukup mampu memberikan wacana kepada masyarakat untuk kemudian bersikap lunak terhadap Susno. Dengan kostruksi media, Susno mampu memanfaatkan kesempatan untuk memperbaiki citra dirinya yang sudah terlanjur buruk di mata masyarakat. Kekuatan media pada akhirnya cukup mampu merealisasikan harapan mantan kabareskrim tersebut.
Sikap Susno terlihat lantang dan tak ambil pusing atas konflik yang kemudian timbul terkait institusinya. Strategi propaganda atas kesaksiannya memebeberkan praktik korup dan dugaan ‘jenderal’ makelar kasus dalam tubuh POLRI mendapat dukungan dari masyarakat luas. Transaksi Susno dalam menjual polahnya kepada media sepertinya tak terlalu mengecewakannya. Meskipun pada akhirnya harus menerima hukuman penahanan atas dirinya, toh kini citranya di mata masyarakat tak lagi semiring dahulu. Justru banyak kalangan yang saat ini mendukung sikap Susno tersebut.
Media sebagai salah satu pembentuk opini publik tidak selayaknya menyajikan berita yang hanya menguntungkan pihak yang berkepentinngan secara subjektif. Menyajikan berita dari dua sisi pembahasan mungkin dapat djadikan alternatif format pemberitaan. Dengan demikian publik akan mempunyai gambaran yang lebih utuh mengenai sebuah wacana sosial. Kemudian pada akhirnya, masyarakat dapat bersikap lebih kritis dan bijaksana dalam mengambil keputusan politik.
Berita-berita yang disajikan perlu dikaji lagi secara urgenitas. Jangan sampai kita terlalu terpaku pada isu yang kurang berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat dan membiarkan berbagai peristiwa sosial si penjuru tanak air yang butuh ditangani tak kunjung dijamah.
Selain uraiaan di atas, diharapkan para aktor politik dan lembaga pemerintah yang memiliki kuasa dan kewenangan menentukan kebijakan, untuk kemudian menjaga amanah yang telah diberikan. Segala bentuk kekuasaan itu tidak sepatutnya disalahgunakan untuk dijadikan alat untuk membohongi rakyat.


Daftar Pustaka

Arifin, Anwar. 2006. Pencitraan dalam Politik (Strategi Pemenagan Pemilu dalam Perspektif Komunikasi Politik). Jakarta: Pustaka Indonesia.
Dwidjowijoto, Riant Nugroho. 2004. Komunikasi Pemerintahan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik. Jakarta: Granit.
Putra, I. Gusti Ngurah. 2008. Media, Komunikasi dan Politik: Sebuah Kajian Kritis. Yogyakarta: Penerbit FISIPOL UGM.
Rakhmat, Jalaluddin. 1993. Komunikasi Politik. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
http://bataviase.co.id/node/139337
http://berita.liputan6.com/ibukota/201003/268689/Susno.Beberkan.Kebobrokan.Polri.Lewat.Buku
http://politik.kompasiana.com/2010/04/13/termehek-mehek-reality-show-ala-susno/
http://tanyasaja.detik.com/pertanyaan/70439-susno-ditangkap-
http://www.suaramedia.com/berita-nasional/20490-qada-sutradara-di-balik-teriakan-susnoq.html